Senin, 27 April 2009

I love u so su!


Begitu banyak alasan personal untuk tidak menikahi seorang perempuan, semua begitu menghantui, menakutkan, bahkan jauh dari hal-hal yang menyenangkan. Tapi ketika keadaan berubah setelah seorang perempuan dengan santai nya datang padaku dan memberikan banyak alasan untuk menikah dengannya aku pun “mendadak berusaha sebisaku memberikan banyak alasan untuk dia menikah denganku, karena aku juga tahu apa yang aku takutkan akan pernikahan sebelumnya juga sama apa yang dia rasakan sebelumnya. Aku bahagia, karena aku yakin dan percaya bahwa akhirnya hidupku yang berharga ini bisa dengan ikhlas aku “bagi” dengan perempuan yang memiliki banyak alasan untuk di “bagi”. I love u so su!

Pura-pura

Yeap, pura-pura. Coba bayangkan apa yang terjadi kalau bunyinya adalah pura-pura cinta, pura-pura sayang, pura-pura baik, pura-pura ikhlas. Kalau bayangan ku jadinya akan hadir semua hal yang negative dari kata diatas. Nah makanya aku gak mau membahas kata-kata itu. Bagaimana kalau coba lagi kita bayangkan kalau bunyinya adalah pura-pura meluk, pura-pura nyium, pura-pura masak bareng, pura-pura berangkat ke kantor bareng, pura-pura nonton, pura-pura seseruan. Erhmmmmm nikmat sekali bayanginnya. Yah semua itu yang aku lakukan sekarang karena memang mau tidak mau saya harus berusaha sedekat mungkin dan selalu ngebangun situasi se asik mungkin dengan pacar yang ada jauh di ratusan kilometer sana. Memang pura-pura itu palsu, tapi ya sementara ini yg bisa aku lakukan adalah seperti ini, toh memang tujuan nya adalah agar aku merasa dekat terus dengan nya. Kenapa enggak kan kalo memang toh berhasil buat aku.

Kamis, 02 April 2009

TERSANJUNG13 VIDEO





New Style Night, Youth Eye & Progo


Gaya baru malam nama lain dari New Style Night adalah sebuah kereta kelas ekonomi jurusan Jakarta – Surabaya, Youth Eye adalah sebuah kereta kelas ekonomi jurusan Jakarta – Malang atau biasa orang bilang Mata remaja & Progo adalah juga kereta kelas ekonomi jurusan Jakarta – Jogjakarta. Yeah istilah-istilah diatas hadir dari mulut para pecinta kereta ekonomi yang tidak lain dan tidak bukan adalah saya dan temen-temen saya yang seru-seru itu lho. Hehehehe.

Sebuah alternative yang murah untuk mencapai sebuah tempat yang jauh disana seperti : Purwokerto, Jogjakarta, Surabaya, Malang Dll. Karena memang saya dan band saya sering berpergian ke kota-kota di jawa untuk melakukan show yang seru. Diluar itu saya juga pasti akan manfaatkan kereta ekonomi dikala saya rindu dengan istri saya di Jogjakarta.



Kursi tegak lurus berhadapan satu sama lain, jendela retak dan lubang angina yang agak keras kalau di buka, kamar mandi tanpa air, pedagang asongan gak ada matinye, itulah ciri khas kereta ekonomi yang biasa saya gunakan. Memang semuanya gak ada sedikit pun yang menggambarkan kenyamanan dalam menempuh perjalanan jauh, tapi ya memang begitu keadaan nya, dengan tiket seharga 35ribu kita sudah bisa sampai di ratusan kilometer dari tempat kita tinggal.

Pertanyaan nya adalah kenapa saya bisa-bisa nya nyaman dalam keadaan seperti itu?
Karena setiap saya akan melakukan perjalanan ke kota-kota besar di jawa itu adalah perasaan exited yang saya bawa mulai dari rumah, exited ketemu pacar yang sudah lama gak ketemu, exited ketemu temen-temen lama atau baru yang biasanya Cuma bisa sms atau chatting, exited manggung bareng dengan band local yang keren-keren, exited jalan-jalan nya. Banyak deh, jadi semua serba exited perasaan yang saya bawa saat mau pergi.

Makanya saya gak pernah bosen dengan kereta ekonomi. Mwahhhhhhh

Kerja apa piknik ?

Manado, yeap kali pertama saya ke Manado. Kunjungan saya ke Manado adalah berhubungan dengan follow up pekerjaan kantor saya dengan Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Manado. Kerja tapi seru, makanya “Kerja apa piknik”? hehehehe.
Berikut saya mau kasih lihat beberapa gambar yang saya ambil:











“Your scene is a piece of shit, nothing more, nothing else”

Sudah beberapa tahun ini saya dan temen-temen saya yang seru sangat giat dalam pengorganisiran gig untuk band local maupun luar yang sedang tur, buat saya ini adalah menyenangkan. Bercanda, marahan, sewot, girang, tegang adalah hal yang biasa kita lewatin. Emang dasar semuanya based on nyaman, jadi ya seneng-seneng aja yang ada.

Di sini saya cuma mau kasih liat tulisan temen saya yang berjudul “Your scene is a piece of shit, nothing more, nothing else” karena buat saya tulisan ini jadi penyemangat buat saya terus untuk bikin hal yang seru dengan teman-teman saya yang seru juga tentunya.

Baiklah silahkan membaca

“Your scene is a piece of shit, nothing more, nothing else”

Suatu hari saya mendapat sebuah pertanyaan tentang apa itu arti moshing buat saya dan bagaimana dengan mosh pit di acara-acara di Jakarta, apakah sering terjadi banyak perkelahian tidak penting seperti mosh pit acara HC/Punk di kotanya? Pertanyaannya tadi akhirnya saya jadikan topik tulisan sumpah serapah saya kali ini.

Pertama, moshing. Saya tidak pernah moshing, setidaknya dalam definisi moshing di scene HC/Punk yang ada di sekitar saya. Saya tidak pernah mempercayai siapapun di dalam sebuah acara yang saya datangi selama ini untuk bisa meyakinkan saya kalau saya moshing seperti teman-teman lelaki saya lainnya, saya akan saya senangnya seperti mereka. Tidak, saya sudah terlalu sering melihat dan mendengar perlakuan para lelaki di acara-acara yang saya datangi selama ini kepada yang namanya perempuan. Tidak usah perempuannya manggung, perempuannya datang menonton acara saja pasti ada saja pandangan-pandangan dan perilaku ‘yang memanfaatkan’ dari lelaki-lelaki yang ada di acara tadi. Tidak, saya tidak pernah menerima perlakuan buruk apapun selama ini di atas panggung, di bawah ataupun di acara. Tapi apakah kamu mesti merasakan jarimu sungguhan terpotong dengan pisau untuk tahu kalau terpotong pisau itu sakit?

Jadi saya tidak bisa menjawab pertanyaan kamu tentang moshing tadi,kawan. Karena saya tidak pernah sekalipun melakukannya walaupun beberapa kali pernah hampir saja melakukannya. Iya, hanya sampai di kata ‘hampir’. Mungkin suatu hari saya akan bisa melakukannya dengan sepenuh hati, suatu hari nanti. Atau kalau nyali saya untuk melakukannya sudah bertambah dari hari ini. Karena moshing sama seperti halnya manggung dan ngeband bareng atau bahkan membuat zine di scene HC/Punk ini, adalah bagian dari sebuah kegiatan yang membutuhkan dukungan dan kepercayaan dari teman-teman kamu lainnya. Setidaknya menurut saya ya! Sekarang bagaimana saya mau bilang misalnya moshing itu sebuah kegiatan yang menyenangkan kalau saat moshing saya melihat banyak teman perempuan saya yang diperlakukan seperti seonggok daging di pasar?

Pertanyaan kedua, saya sebelumnya mesti menjelaskan kepadanya kalau scene HC/Punk saya di Jakarta kecil sekali. Jumlah orangnya tidak banyak dan itu-itu saja, tapi saya bahagia. Saya merasa kalau pertemanan kami lebih dari sekedar kesamaan selera musik dan band yang sama, kecintaan kami yang besar pada DIY HC/Punk, atau ketertarikan kami menciptakan jalur komunikasi dengan scene HC/Punk di luar kami, tapi kami juga suka makan-makan, jalan-jalan, main scrabble, nonton film dan bergosip serta melakukan hal-hal yang menyenangkan lainnya bersama-sama. Ini membuat hubungan kami dekat bukan lagi karena kami anak DIY HC/Punk tapi karena kami merasa kami memiliki pemahaman dan rasa hormat atau respect yang kurang lebih sama diantara kami sebagai manusia. Artinya, kami tidak lagi sekedar melihat seberapa DIY, atau seberapa ngetop dan sering manggungnya band mereka atau bahkan seberapa ‘terkenal’nya mereka di scene HC/Punk itu sendiri karena kami sudah tidak lagi menganggap itu semua penting bagi pertemanan kami.

Nah, sekarang kalau bicara acara-acara yang kami buat, biasanya tidak terlalu besar. Kecil malah, kecuali memang kami ada dana dan kesempatan buat mempersiapkan sebuah acara besar. Tapi di acara ini kami senang karena dari mulai awal membuat acara hingga acara selesai kami memiliki alur kerja yang kami sepakati bersama dan kami nyaman melakukannya. Kami tidak pernah memilah atau memilih mereka yang sesuai dengan persyaratan kami, tapi kami hanya mengajak mereka yang bisa menerima dan menghargai aturan main dan cara kerja yang kami buat. Itu saja yang penting, karena memang itu yang menurut kami menjadi pengikat komitmen kami semua untuk melakukan sesuatu bersama-sama. Kalau memang mereka tidak bisa melakukannya seperti aturan main kami, ya tidak usah kami ajak. Akibatnya memang lingkaran kami tidak pernah besar, itu-itu saja. Tapi setidaknya kami nyaman dan bahagia di dalamnya untuk melakukan banyak hal yang kami ingin lakukan tanpa adanya kekhwatiran ataupun tekanan-tekanan yang tidak perlu.

Tidak, scene kecil kami juga tidak selalu persis seperti yang kami harapkan, tapi setidaknya kami memiliki rasa kepercayaan besar terhadap lingkaran kecil teman-teman kami ini. Kami bisa saling mengandalkan walaupun sering kecewa dan saling marah misalnya, tapi kami bisa membicarakannya bersama maupun antar dua orang. Bukan dengan saling mengumpat di belakang ataupun kemudian menjauh tanpa jelas penyebabnya seolah pertemanan ini tidak penting. Iya, saya percaya keberanian kita untuk jujur menjadi diri sendiri membutuhkan sebuah lingkaran pertemanan yang kuat rasa saling menghargainya. Kami semua belajar bersama, hanya saja kami memilih dengan siapa kami belajar daripada sekedar cuma jadi bagian dari sesuatu yang terdengar besar tapi sebenarnya sangat tidak penting dan dangkal belaka di dalamnya.

Dan yang penting juga walaupun saya tidak pernah moshing di dalamnya, saya tahu kalau mosh pit di acara-acara kami biasanya memang sangat menyenangkan. Tidak ada yang mabuk mabuk lalu mosh pit dengan tidak tahu diri hingga membuat yang lainnya ngeri atau bahkan melukai dan menyulut pertengkaran di mosh pit. Oh, tentu saja ada yang pernah sampai giginya patah atau matanya membiru terkena ujung sepatu mereka yang sedang diangkat untuk stage dive tapi tidak ada yang marah lalu mengobrak abrik mosh pit dan acara hingga mesti dibubarkan. Bahkan saya pernah melihat seorang teman perempuan saya mosh dengan serunya di salah satu acara yang kami buat dan tidak ada satupun perlakuan negatif yang dia terima. Betapa bangganya saya dengan scene kecil kami ini!

Saya memang di Jakarta, tapi saya tidak akan pernah tahu seperti apa scene Jakarta itu sendiri karena saya memang memilih untuk membuat scene saya sendiri. Scene yang memang tidak besar, tapi saya bisa berkeringat, tertawa dan marah dengan tulus di dalamnya bersama teman-teman saya.

Hiring venues, doing the sound, making our own shows, inviting who we want – it’s our scene where we’re not pushed around…We’re armed with a knowledge of the past.Our voices are not to be diminished.Too many of us, too linked, too wise to it all…So much to say, so simply…We’ve got a lot of work to do - not to become media stars, but to fullfill our intentions. We’ve got a lot of things to define and sharpen. (www.myspace.com/punkkalukka)

Plastisol Attack!

Sebelumnya coba kita simak apa sih sebenernya Plastisol itu?, berikut rangkumannnya :

“Plastisol merupakan tinta sablon yang berbahan dasar PVC dan harganya cukup mahal serta membutuhkan peralatan khusus untuk pengeringannya. Sebab tinta ini tidak dapat kering dengan sendirinya seperti tinta waterbase pada umumnya. Untuk dapat kering dengan baik, tinta ini memerlukan suhu mencapai 160 derajat celcius serta membutuhkan beberapa peralatan seperti conveyor curing dan flash curing. Setelah pengeringan dengan benar, tinta plastisol ini memiliki daya rekat yang sangat baik. Tinta ini sering digunakan untuk menciptakan efek-efek yang menakjubkan seperti high density. Dan t-shirt yang menggunakan tintaplastisol selalu diberi peringatan "Do not iron on design", sebab tinta ini akan meleleh jika terkena panas secara langsung dari setrika”.

Beberapa tahun belakangan memang tinta ini jadi sangat popular sekali, diawali oleh perkenalannya para produsen dan konsumen dengan kaos-kaos import yang memang sudah lama menggunakan jenis tinta ini. Cepatnya informasi yang bisa didapat akan segala macam tentang tinta ini membuat akhirnya tinta ini sudah tidak asing lagi di telinga para produsen dan konsumen. Hasil nya adalah jenis tinta ini sangat popular sekali dalam penggarapan tshirt-tshirt dari perusahaan clothing local maupun merchandise band.

Hore, kemajuan buat dunia sablon menyablon, kualitas bagus tahan lama dan maksimal dalam mengeluarkan dot sekecil apapun yang berdampak pada kualitas gambar yg bagus.

Terlepas dari itu yang bikin nyebelinnya adalah :
- Kenapa jadi semua band berlomba untuk membuat merchendise kaos dengan menggunakan jenis tinta ini, yang berarti jelas harga jualnya akan lebih mahal, bagaimana dengan konsumen yg sudah biasa dengan harga dengan tinta biasa?
- Kenapa jadinya standard sebuah tshirt itu bagus atau enggak hanya berhenti di menggunakan atau tidak menggunakannya jenis tinta ini, karena menurut saya masih banyak yang hal yang bisa bikin tshirt itu keren atau enggak, misalnya: artwork nya, jenis bahan tshirt nya, atau si finishing touch nya.

Yang lucunya lagi, ada sebuah production tshirt local menawarkan untuk merilis tshirt band saya. Begini katanya “Bos, band nya saya buatin tshirt yah, tapi jualnya 50ribu, soalnya ini pake plastisol” trus saya jawab “kalo jualnya 35ribu bisa gak?” trus dia jawab lagi “gak bisa bos, soalnya plastisol” TAI….Udah tau kalo pake plastisol jadi mahal kok tetep ngotot pake plastisol. Sebegitunya menghargainya dia sama plastisol, kenapa gak kasih penghargaan lebih ke artworker nya, ke tukang sablon nya, ke band nya atau kea pa kek yang lebih penting. Ngehe.